Minggu, 23 Desember 2012

Lagi-lagi Rindu, Lagi-Lagi Kamu


Aku mengepal telapak lebih erat.
Menyatukan keduanya sampai melekat.
Entah kenapa malam ini begitu pekat.
Aku nyaris hypotermia. Beku.
Sekujur tubuhku layaknya dihujam ribuan jarum.
Aku menggigil. Aku ingin pelukan. Dekapan.

Aku meriang sembari pilu menahan rindu.
Sejujurnya, ini bukan tentang suhu udara yang menusuki tubuhku.
Tetapi tentang rindu yang perlahan ingin membunuhku.

Ini bukan tentang perasaan yang tersisa atau tertinggal.
Tetapi ini tentang dia, yang tak pernah merasa ada dalam karyaku.

Padahal, segala hal tentangnya begitu hidup.
Begitu nyata. Segalanya.

Hey! Aku rindu.

Iya, lagi-lagi rindu, lagi-lagi kamu.
Selalu begitu.


Malam hari di puncak.
231212.
Nidya J
        

Kamis, 06 Desember 2012

Hilang




Kehilangan ini yang menikam aku semakin dalam.
Menyiksa aku dalam ketidakkaruan.
Aku...ditikam kenyataan.
Tentang sebuah perjalanan dan kenangan.
Aku nyaris sekarat akan rasa haus yang menyerang.
Rasa candu yang terlanjur membabi buta.
Aku di incar rasa sesal. Sial!

Aku yang kini telah buta akan arah.
Kemana selanjutnya aku menepi?
Sekedar ingin meluapkan rindu yang menusuki hati dengan belati.
Beri aku jalan pergi.
Aku tak ingin kembali.
Justru aku ingin berlari.
Membunuh rasa ingin untuk memelukmu dari nurani!

Apa perlu aku menuju tepi pantai dan berteriak pada mentari
bahwa aku ingin semua tentang kamu lekas mati?
Apa perlu aku mencumbu masa lalu yang aku tinggal pergi
bahwa aku ingin kembali untuk kesekian kali?
Perlukah aku menyayat nadi agar kamu bisa cepat pergi dan berlari?

Aku....
Yang menaruh setumpuk rasa cinta
pada satu-satunya kamu yang membuat aku buta.
Aku.....
Yang tertunduk pada rasa butuh
yang tertawa puas menyaksikan aku terlanjur buntu.
Dan kamu!
Si keparat yang membuat aku nyaris sekarat!
Aku ucapkan selamat.
Pada keberhasilanmu memenangkan hatiku hingga begitu melekat.
Kepada kamu....yang kini telah hilang.
Akan ku kenang.


Bekasi. 261112.
My beloved room.
Nidya :)

Benci


Tahukah?
Aku benci sulit melangkah
Aku benci membasuh kenangan
Aku benci menoleh ke belakang
Aku benci kamu tak lekang!

Aku benci merasa candu
Aku benci menangis pilu
Aku benci menahan rindu
Aku benci semua itu!

Aku benci pada kehilangan
Aku benci menumpuk harapan
Aku benci di kecewakan

Dan yang terakhir
Aku benci...
Sebab tak kunjung membenci kamu....


Dikelas, Pelajaran B.Indonesia.
Bekasi, 7 November 2012.
Nidya :’)