Senin, 27 Januari 2014

Sajak Rindu

Sayang, kau tahu?
Aku sedang dirindung pilu
Hati kelu menahan sendu
Hati membiru ada yang berderu
Berderu seru hingga meribu

Sayang, kau tahu?
Penyebab semua karena ku rindu
Sungguh aku merindu
Merindu kamu meski tak tahu

Sayang, kau rasa?
Aku gelisah tiada arah
Aku resah semakin parah
Aku tak bisa menahan rindu dengan pasrah

Sayang, kau dengar?
Aku ingin bersandar dalam pelukmu
Aku ingin bahagia hanya dengan tawamu
Aku ingin tenang dengan genggammu
Aku ingin semua yang denganmu

Sayang, kau mau?
Cabut benalu rindu
Padamkan api-api itu
Lupakan yang telah lalu
Lalu kita mulai yang baru?

Aku mau, jangan buat aku menunggu
Nanti aku sekarat ditikam rindu


Sabtu, 25 Januari 2014

Sisa Sepotong Hati

Aku melihat diriku sendiri tengah berdiri pada ujung tebing, memandang lurus pada satu titik dengan air muka yang parau. Aku melihat jelas diriku mulai menyeret perlahan kaki-kakiku yang tak beralas sambil tersedu menangis pilu, sesenti lalu dua, lalu.......hei! Aku jatuh! Aku melompat dari tebing! Hei tangkap aku! Aku melihatnya dengan jelas! hingga yang terakhir aku lihat adalah logikaku tewas tergeletak.

Aku memungut sisa rasional yang bisa aku pegang untukku, untuk diriku. Sebab atas sepeninggal logikaku yang terhantam dan mati, kini yang ku miliki hanya sepotong hati, itupun miliki banyak memar yang jauh dari samar. Hebat sekali sepotong bagian ini, ribuan luka pernah mampir namun tak pernah sedetikpun membusuk, obat mujarabnyapun hanya waktu, orang baru atau memori yang malfungsi, maksudku lupa kalau pernah miliki luka. Pernah didalamnya laba-laba membuat sarang kemudian cintaku disekap! pernah pula dinding ragu begitu kokoh terbangun didalamnya, sampai ketulusan dan perjuangan merobohkan dinding itu kemudian hancur, lalu cintaku yang tersekap akhirnya terbebas. Atau sewaktu di bagian sepotong  ini, mengalir darah sampai menahun hingga aku pening menanti akhir, sampai datang seseorang dengan tangan mahir mencipta akhir pada darahku yang tak henti mengalir. Hebat bukan? Ini sepotong yang masih kumiliki. Entah yang lain sedang koma atau tak lagi kenali fungsi. 

Lalu setelah segala yang terjadi, yang ku harap kini hanya hatiku tak akan pernah mati, sekalipun kenyataan bahwa dimuka bumi ini tak ada yang abadi mustahil dipungkiri.

Sebab padaku untuk saat ini, hanya sisa sepotong hati.



Jumat, 17 Januari 2014

Semoga Penatku Hanya Tamu

Ada rasa bosan teruntuk lagi dan lagi menghela napas lalu mengelus dada, penat. Sedemikian aku mencoba untuk melulu berkata pada diri pula hati bahwa aku harus banyak mengucap syukur. Syukur karena miliki pelengkap terlengkap sepertimu. Bukan aku ingin menjadi Pengeluh yang unggul, namun, Sayangku, keluhanmu terhadapku memalu paku tajam pada otakku. Yang aku adalah dinding keras sedang kamu adalah Pemaku yang lembut. Tancapanmu bertubi namun tak juga tertanam kuat, sakit sekali. Ketahuilah aku ingin menjadi apa adanya aku lalu kau tetap mencintai keseluruhanku.

Aku tidak tahu harus bagaimana sekalipun aku tahu aku salah. Aku lelah sekali berlaku salah, apalagi jika benarku masih saja masuk hitungan salah. Sebagaimana ocehanmu yang memusingkan itu, pula yang paling cepat aku rindu jika kamu mendadak membisu. Dinginku mungkin sudah menjadi gunungan es padaku yang ingin sekali kau lelehkan, tetapi ketahuilah bahwa kulit tanganku dan tatap mataku masih cukup bisa menghangatkanmu. Aku makhluk Tuhan yang juga punya celah. Sepertimu.

Pada akhirnya aku hanya dapat menghela napas, berkata aku penat, lalu tak sudah. Ini adalah kali kesekian aku memusingkan diriku dimatamu, diriku bagimu, dan teruntuk kamu. Aku ingin sekali menyamaratakan aku dengan kedudukanmu, kehebatanmu, juga ketulusanmu dalam urusan mencinta, namu Kekasih, aku masih kalah karena terlampau banyak salah dan masih saja berlaku salah bahkan yang sudah-sudah.


Maka Tuhan ampuni aku jika aku masih tak tahu diri atas nikmat-Mu, bahkan terhadap Penjaga yang sedemikian rupa nyaris sempurna untukku namun aku masih mengucap keluhan. Kuharap ini hanya kunjungan tamu. Tamu yang sesekali datang sebagai pelengkap bagi daftar hadir cerita yang mampir kepadaku. Semoga penatku, hanya tamu.