Pernah ngga? Kamu..ngerasa sesak karna nahan
rindu yang nyaris meluap? Tapi...kamu ngga bisa berbuat apa-apa. Selain sibuk
mengais masa lalu saat kamu sama dia.
Ya...dia. dia yang sekarang terlanjur
sibuk sama dunia barunya, bersama orang baru, yang udah pasti bukan kamu.
Kamu Cuma bisa bungkam, diam, dan bertahan
dalam kepura-puraan. Seolah-olah kamu baik-baik aja tanpa dia, padahal....tanpa
dia, kamu nyaris mati rasa.
Dalam keadaan geming seperti ini, aku tau, rasanya
dunia jadi menyempit. Karna semua kebahagiaan yang menghidupi kamu, yang mampu
ngukir tawa lepas di bibir kamu selama ini, justru pupus. Terenggut sosok baru
yang membuat pkiran kamu jadi buntu.
Tapi kamu bisa apa? Cuma bisa diam kan? Cuma
bisa pura-pura rela? Karna sebenarnya kamu sadar, selama ini....kamu ngga
terlalu penting buat dia. Yaa...meskipun dia segalanya buat kamu. Anggaplah dia
semesta bagi kamu, tapi kamu...Cuma satu bintang dari jutaan bintang yang pernah
dia lihat. Sayang....kamu berada dalam perbedaan rasa. Antara benar-benar cinta
dengan perasaan sekedar butuh. Miris. Perbandingan rasa itu terlalu jauh.
Kamu sadar, kamu udah terlalu sering nampung
air mata dia karna sosok lain. Ngukir tawa dia setelah dia sesak menangis pilu
di bahu kamu. Tapi saat dia bahagia? kamu liat dengan jelas dia tertawa lepas,
tapi bukan dengan kamu.
Ah, aku paham. Kamu udah benar-benar ngga
peduli ini tulus atau bodoh. Ini cinta atau terpaksa. Dia tak punya hati atau tak
punya otak. Yang kamu tahu ini cinta dan butuh. Jika cinta memang harus
mengukir luka sedalam ini, aku yakin kamu cuma berharap, di akhir cerita...ada
kebahagiaan yang luar biasa. Bukan mempermasalahkan sebuah balasan, hanya
saja....kamu meminta bentuk penghargaan. Atas setiap lelahmu untuk dia. Sadarkah?
Aku ingin bertanya. Apa...dia meminta? Tidak kan? Jadi menurutku, meminta
pengharapan untuk di hargai dalam gundukkan ketidakpeduliaan, hanya membuang
waktu saja.
Aku tahu, ini bukan bicara tentang luka atau
lelah. Dan aku tau kamu tersesat karna tak kunjung bertemu pada titik menyerah.
Tapi pahamkah? Sesuatu yang semu, tak layak di tunggu. Jadi berhentilah bersikap
lugu.
Detak nadimu, tak berhenti berdetak hanya
karna dia tak menjad milikmu.
Jadi....perhitungkan semuanya atas dasar
luka, lelah, dan balasan.
Bekasi 41112.
Nidya )
0 komentar:
Posting Komentar