Disini
sedang hujan,
turun jutaan titik air yang bertemu pada permukaan bumi.
Membentuk melodi gemericik yang menyeret suasana hati pada kerisauan
Rasa tak
tenang dalam bentuk gelisah.
Karna rindu ini yang membuat resah.
Lagi dan lagi,
aku bicara tentang rindu.
Satu rasa yang mampu membuat aku sulit untuk
terlelap.
Yang membuat aku enggan untuk bergerak.
Perasaan yang bila aku pendam
membuat sesak.
Tapi untuk diungkapkan....tertutup gengsi yang sangat rapat.
Rindu
memang merepotkan.
Dia menjebak!
Menjebak aku dalam ketidaktahuan harus berbuat
apa.
Membuat aku risau tak karuan.
Ah...mengganggu!
Aku sedang
menerka.
Apa disana kamu memikirkan aku?
Tanpa sedikitpun terlintas hal tentang
dia.
Sial! rindu ini yang membuat aku sulit melangkah maju.
Jadi salahkan saja
rindu, bila bagimu aku mengganggu.
Bila menurutmu aku membuang waktu menunggu
kamu.
Timbul
pertanyaan besar bagiku
apa...rindu pantas dibilang luka?
Sebab rindu terasa
menyiksa.
Mungkin karna rindu ini tak sempat terucap.
Atau karna...ini rindu
yang tak tersentuh jemari pada pesan singkat?
Adakah yang bersedia menjawab?
Payah...semuanya bisu ketika bicara tentang rindu.
Ini rindu
yang malu-malu.
Tertumpuk rasa ragu untuk mengaku.
Aku merindu melihat tingkah
lucumu.
Atau sikap lugumu yang ternyata....palsu.
Rindu pada gurauanmu sekedar
untuk menghibur aku.
Dan kamu memang keparat!
Semua itu membuat aku candu!
Candu pada kehadiran sosokmu!
Tiba-tiba
saja kamu berlalu.
Menjauh. Dari aku.
Yang jelas saja kepergianmu membuat aku
menunggu.
Sekian
waktu telah terlewat.
Tapi kamu masih tak nampak.
Sampai aku nyaris sekarat!
Ya....kali
ini aku bicara tentang rindu
yang mengatas namakan Kamu.....
Bekasi,
051112.
Nidya :)
0 komentar:
Posting Komentar