Sabtu, 06 April 2013

Percakapan dengan Tuhan

Seandainya hidup adalah pilihan, bolehkah Tuhan, aku memilih mauku hidup pada dunia seperti apa?
Seandainya hidup begitu menyakitkan, bolehkah Tuhan, aku meminta anugerah kekuatan terbesar dari-Mu?
Seandainya aku memang tak sendiri, bolehkah Tuhan, aku memiliki pundak dan pelukan hangat yang hanya untukku saja?

Bagaimana aku hidup? sedang kehidupan yang ku hidupi bukan hidupku lagi.
Bagaimana aku kuat? jika rasa lelah sudah sampai pada puncak tertinggi. Yang paling atas.
Bagaimana aku tersenyum? jika tangisku lebih mendominasi air mukaku.

Aku merasa berhak bahagia, Tuhan. Maka bentuk aku jadi manusia yang penuh syukur terhadap-Mu. Kini aku benar-benar terseok melangkahkan kaki untuk melanjutkan sisa hidup yang telah Kau beri untukku. Beri aku penopang, aku lahir dari Ibuku, maka aku hidup untuknya pula. 

Beri tahu aku, untuk apa aku hidup? untuk apa aku terlahir? untuk apa aku tercipta? Buat aku paham atas semua tanya itu, Tuhanku. Aku yakin Kau lelah atas semua tanya makhluk-Mu ini. Aku tahu Kau bosan dengan keluhan serta tuntutan dari makhluk karya tangan-Mu ini. Maka buatlah aku paham.

Aku mengerti Engkau tak pernah salah perhitungan atas takdir yang kau tulis, satu pintaku, buat aku mengerti dan tak salah arti tentang takdirmu untukku.

Selamat sore, Tuhan. Sampi detik ini air mataku masih pecah. Jaga aku, kuatkan aku, aku mencintaiMu.




0 komentar:

Posting Komentar