Kamis, 07 November 2013

Kau

Kau yang kerap kali membuat tawaku lepas ketika air mata tengah menggenang dipelupuk mataku, aku tertawa sembari menyeka, lega, bahagia

Kau yang mengobati luka di batin dan pikiranku dengan tingkah konyolmu itu, kau tak tanggung dalam urusan menghibur, terutama jika aku tengah sangat kabur dalam melihat hal-hal indah di hidupku

Kau yang menjaga setiap inci kulit dan tubuhku dari luka yang menyakitkanku, nyamukpun tak kau izinkan menyentuhku, ku rasa

Kau yang mengemut darahku jikalau jariku luka tertusuk jarum, itu manis, Sayang

Kau penyorak unggul dalam hariku agar aku tetap semangat

Kau yang mengucapkan selamat malam dan mengecupku lewat mimpi dan menghantarkan doa-doa terbaik untukku dengan tulus dan penuh harap

Kau yang membangunkanku dikala pagi dan mengirim peluk lembut lewat butiran embun sejuk

Kau yang menangkapku ketika aku terjatuh, lalu kau angkat aku perlahan hingga aku kembali berdiri tegak seperti semula, layaknya aku wanita paling tangguh sejagat raya setelah ibumu dan ibuku

Meski, terkadang, mungkin kau tak sengaja menjatuhkanku dan lupa menangkapku

Kau, kau pelengkap, sungguh

Atas semua itu aku ucap Terimakasih, Sayang....

Bersamamu aku bahagia.
Perlukah aku bersumpah?




Pergilah...

Semilir angin dimalam ini menelusuk romaku
Aku merasa tersusuk namun bagiku ini tak seberapa bila dibanding dengan kamu terhadapku

Aku masih saja sibuk mengingat kamu, membahas kamu, juga...berharap padamu
Aku tahu ini perbuatan nihil, membuang detik-detik hidup yang hanya ada satu kali saja
Namun Sayang, maunya hati siapa yang mengendali?

Kau masih anganku, harapku, mimpiku, sedihku, juga lukaku
Masih kau! sayang sekali masih saja kau
Ah, aku bak siput yang pergerakannya amatlah lamban
Dan rasa ini sepertinya sudah mengakar kuat dalam sel-sel tubuhku

Aku ingin sekali berkata "Sudahlah, aku akan pergi..."
Namun nyatanya hanya sebatas sampai di ujung lidah
Untuk meletup keluar sangatlah susah
Ah, payah!

Mungkin aku terlalu pelit menawarkan diri pada banyak hal yang lebih menarik
Tetap saja minat otakku, hatiku, tertarik ke arahmu, menujumu
Lagi-lagi kamu

Sayang, pergilah....

Cepatlah minggir dari hidupku yang mau tak mau kau tempati ini
Sudah cukup ku rasa aku berdiam diri dalam harapan tak bertepi
Usahlah kau pikirkan aku karena memang nyatanya kau ingat aku saat tak miliki siapapun saja
Acapkali kau jadikan aku tempat singgahmu saja bukan?

Maka sudahlah, Sayang
Sudah ya, sampai dihari ini saja
Aku begitu lelah membahagiakan diri sendiri dalam keadaan membatin

Pergilah....

Kau akan baik saja hidup tanpaku meski aku tak tahu setelah ini hidupku akan seperti apa
Aku sudah kering kerontang untuk terus menyegarkan harimu itu
Toh, masih ada dia, dia, dan dia yang biasa kau datangi bukan?

Pergilah....

Aku mendoakanmu bahagia, selalu
Do'akan aku, semoga aku bahagia memulai hidup baru yang adalah tanpamu




Sabtu, 02 November 2013

Denganmu

Kamu suka sekali melucuti pikiran baik di otakmu hingga yang tertinggal di benakmu tinggalah yang tak perlu
Apa cinta yang terlalu menggebu sebegini merepotkan diri sendiri?

Kamu mengkhawatirkan sesuatu yang sayangnya hanya Tuhan yang tahu
Sayang, bagiku saat terbaik adalah saat ini
Saat kita masih bersama, masih habiskan waktu berdua
Maka berjuanglah kita untuk mengabadikan saat terbaik ini hingga kita merenta

Aku ingin denganmulah aku terkejut pada banyak hal yang terjadi di masa depan
Aku masa depanmu bukan?
Aku yang ada pada setiap esokmu dan selalu begitu ku harap
Hingga kita telah sampai pada akhir dari segala punghujung kehidupan yang mereka namai kematian

Bahkan disaat rohku akan keluar yang adalah disampingmu dan masih tetap bersamamu,
aku yakin aku akan tetap sangat bahagia
sebab dengan demikian aku tahu, bahwa kamu benar selamanya aku hidup
ketika aku sudah tak lagi bernyawapun, aku akan tetap mencintaimu

Ada banyak anak-anak kisah yang menunggu kita di ujung sana
Mereka akan kita temui satu persatu dengan letupan emosi yang tak kita tahu
Tapi tahukah sayang? selama itu denganmu, tak ada yang patut aku khawatirkan

Denganmu aku begitu tenang
Denganmu aku merasa begitu imbang

Walau tak dapat dipungkiri perseteruan memang mutlak sebagai pelengkap sebuah hubungan
Biarlah, secara tidak sadar kita tengah diantar pada kedewasaan

Sudahlah sayang, percayalah kita akan selalu bersama
Karena hanya dengan kamu aku akan habiskan waktu
Karena hanya dengan satu aku bersedia merenta dan menua
Yang adalah....denganmu




Peluk, Rindu, Kamu

Kau sedang mencariku dalam mimpimu ya?
Berharap di mimpi aku memelukmu seperti biasa
Kau sudah rasa bukan pagi begitu hambar yang tanpa pelukku?

Ah, betapa jarak membatasi
Melipat gandakan rindu hingga bertumpuk
Ini pelatihankah? Aku rasa aku tak akan sanggup
Cinta lebih baik berada dalam dekat, setahuku

Sayang, ada banyak hati yang menawarkan tempat untuk diisi
Tapi bukankah rasa percaya membuat seseorang menjadi setia?
Aku percaya padamu, aku yakin begitupun kamu
Maka berjanjilah kita untuk saling setia

Ah iya! aku suka sekali melihat sekeliling yang iri padaku sebab miliki seorang sepertimu
Kau hadiah yang sengaja ditali-pitakan Tuhan untukku, ku rasa
Tak usahlah kau cari-cari aku di mimpimu itu
Jelas jelas aku nyata untukmu

Tak usah kau menggigil seperti itu, jelek!
Pelukku selalu dan selalu untukmu
Bermimpilah kita bertemu
Sebab aku merasa sangat merindu

Merindu kamu!
Si pengganggu yang sukses sekali membuatku candu

Sini! Biar bayangmu ku peluk
Biarkan aku bebas melingkarkan lengan dipinggangmu


Selamat malam,


Kamu