Sepeninggalan
anak lelaki itu, komidi putar tetap berada di tempat yang sama
Warnanya
semakin kusam
Air
hujan membuatnya semakin berkarat
Tak
ada sedikitpun pergerakan pada posisinya
Karenanya
dia tampak semakin usang
Hanya
tertumpuk debu yang diterbangkan angin
Jika
debupun dapat memilih, mungkin tak ingin ia hinggap bila ada tempat yang lain
Menyedihkan
sekali
Siapa
yang tahu dahulu komidi putar renta ini pernah begitu berwarna?
Siapa
yang tahu dahulu komidi putar ini begitu dicintai oleh seorang anak adam?
Siapa
yang tahu dahulu komidi putar ini pernah begitu tangguh mengukir tawa seorang
bocah?
Siapa
yang tahu?
Yang
mereka tahu, komidi ini sudah tak lagi menarik
Mungkin,
jika aku; yang menulis cerita ini
Adalah
komidi putar, pada hari terakhir anak lelaki itu datang, aku akan menjawab:
“hei,
kaupun begitu saja bukan setiap kali kau datang? Tertawa, membawa permen kapas,
dan memutarku? Tetapi asal kau tahu aku tak pernah bosan kau datangi. Bukankah
kau yang memainkan aku semaumu? Bukankah aku yang paling setia menghiburmu?
Bukankah tawa terbelalakmu juga mengganggu? Namun aku tak mengeluh. Bukankah
aku pula yang selalu ada ditiap kau ingin tertawa? Sekalipun aku sedang malas
berputar. Kau lupa? Siapa yang membuatku semakin renta hingga bunyiku sekarang
berdenyit? Siapa yang diam saja ketika air hujam membasahiku hingga
menghasilkan banyak karat padaku? Siapa yang memudarkan warnaku karena terlalu
sering tersentuh? Semua jawabnya hanya; kau. Aku berbahagia jika hanya dengan
diamku saja kau bisa begitu riang. Aku berbahagia hanya karena aku rela kau
datangi semaumu kau tak pernah merasa sepi. Aku berbahagia hanya karena hujan
mengguyur bumi kau berteduh dan tak basah sedikitpun sedangkan aku menjadi
karat. Pergilah... cari permainan barumu yang kau pikir tak akan pernah merenta
atau berubah menjadi yang tak kau suka, itupun jika ada. Jika kau merindukan aku
dibertahun-tahun yang akan datang, datanglah ke tempat kau meninggalkanku, maka
aku akan tetap menjadi yang paling setia. Oh iya, seandainya kau memang benar
bahagia karenaku, kau pasti mau memperbaikiku, seburuk apapun aku, tanpa harus
pergi dan mencari permainan baru. Jika kau benar bahagia bersamaku, tak akan
kau pergi karena alasan ‘bosan’. Semoga kau menemukan yang kau mau, ya.”
Ah,
nyatanya itu hanya sebuah komidi putar. Dan untungnya itu bukan aku.
Omong-omong,
aku hanya iseng bercerita mengisi waktu senggang.
Selamat malam
0 komentar:
Posting Komentar