Jumat, 28 Juni 2013

Tentang Aku

Bagaimana bila menjadi aku?
Dan bagaimana rasanya bila menjadi kamu?

Aku hanya berpikir apakah aku pernah mengisi sedikit pikiranmu?
Sebab nyatanya pikiranku meluap, melebur, melebar, dan meluber semua hal tentangmu.
Ini tak bisa aku persempit atau aku isi dengan yang lain, tetap kamu yang mendominasi.
Sudah ku bulatkan tekad untuk tak lagi mengorek luka juga kenangan tentangmu.
Faktanya tekadku tak pernah aku bentuk dengan bulat, hanya setengah jadi kemudian hancur dan lebur.

Aku bertahan dan belaga kuat dalam keadaan paling lemah.
Aku bersabar dan bersabar dalam keadaan teramat lelah.
Masih, masih tentang perubahan sikapmu itu.
Tentang kamu yang kemudian menjadi asing, bahkan tanpa sebab yang ku tahu pasti.
Ini membebani. Terutama hati juga nurani.

Aku masih sibuk mencari cara, untuk mampu meruntuhkan dinding baja acuhmu itu dan melelehkan gunung es pada hatimu yang sudah membeku sekian waktu.
Masih memutar otak mencari celah kemungkinan mana yang harus aku tempuh untuk dapat membuatmu membuka mulut, kepadaku.
Aku tak peduli tentang resiko, aku tak mau menjadi pencundang yang ciut pada konsekuensi; apalagi tentangmu.
Aku meminta sepermenit waktu hidupmu untuk sebuah kejelasan, sebuah kepastian.

Haruskah aku berhenti berjalan atau terus bertahan?
Aku tak berminat mencari jalan lain.
Sudah terlalu jauh untukku pulang.
Sudah terlalu panjang untuk dengan mudah aku lipat.
Maka diammu cepatlah usai.
Aku muak berdiam diri dalam keadaan gusar.
Dan tak kunjung pula membuatmu sadar.
Tentang cintaku yang tak juga pudar.



Tentang aku yang memaksa diri untuk terus bersabar.




0 komentar:

Posting Komentar