Apakah kau berbahagia setiap kau dapati ucapan selamat pagi dan malam disertai kecupan sekalipun tak lagi dari aku?
Apakah kau merasa genap sekalipun bukan aku yang menggenapkan keganjilanmu?
Apakah kau merasa lengkap meskipun bukan lagi aku yang mengisi celah kekuranganmu?
Buka saja tabir hitamku, putihmu akan tetap ku jaga. Akan tetap ku kumandangkan pada mereka yang meragu terhadapmu. Ini sudah sekian puluh putaran matahari atau mungkin menuju nominal mencapai seratus. Dan menurutku kesehatan hati masih sama buruknya.
Tak semua hal dapat kita terka, Sayang. Termasuk mengenai semua hal yang memotong cerita atau perjalanan panjang dalam sekejap. Aku sendiri kepayahan meneriaki diriku bahwa ini adalah nyata.
Bukan aku tak mau melakukan perpindahan, hanya saja aku malas memulai kembali sebuah awal perjalanan. Aku harus menyayangi diriku sendiri, terutama menjaga hatiku, Manis. Jika tak ku jaga sedemikian rupa dia akan kelelahan menangisi luka, luka, dan luka.
Aku yang sebenarnya tak kalah lelah pula kecewa masih tertatih letih memahami semua alur rumit yang terlanjur tercipta. Aku seperti dipaksa menjadi ilmuwan dadakan yang memutar otak demi berhasil memahami sebuah penemuan. Penemuan tersebut berupa jawaban mengenai kenyataan. Tapi aku tetap buntu. Ku tebak apalagi kamu. Kesimpulannya, kita sama-sama belum atau mungkin memang tidak paham.
Setidaknya, sampai detik ini. Maka setiap kau membaca ulang tulisanku ini, selamanya akan tetap menjadi detik ini.
Dari Aku,
Dandelion.
Senin, 04 Maret 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar