Jumat, 29 Maret 2013

Di Senja Ini

Apa yang terlampau ironis selain rasa takut yang tak kunjung terbakar habis? Apa yang terlampau pedih selain sabar untuk menunggu yang mulai terkikis habis?

Di senja ini kita bicara

Tentang luka yang mulai membusuk dan membuat dinding hatimu berkarat, katamu. Tentang diamku yang mengapungkan kapal besar harapan-harapanmu di tengah samudera luas, dengan ku.

Di senja ini kita buka suara

Hanya demi sebuah jawaban. Teruntuk sebuah kepastian. Merentetkan tanda tanya lalu dengan kata yang terbata mencoba merubahnya menjadi tanda titik; meski hanya berakhir sebagai tanda koma.

Di senja ini kita masih tak mendapat jawab pasti

Hujan seperti tak fasih mengeja keadaan. Dia runtuh dari awan menuju bumi membasahi dua makhluk yang terbatas dinding semu. Rasa dingin mulai menjalari seluruh tubuh, mulai berani membuat jemari bergetar dan melinu. Tak ada dekap, tak ada hangat.

Di senja ini kita membeku, Di senja ini kita terpaku.




Sajak Senja Lalu
Nidya  Amalia



0 komentar:

Posting Komentar