Banyak orang berlaku seperti arahnya sudah tak menentu. Mengorbankan banyak usaha dan waktu demi membahagiakan yang tercinta. Bertindak seperti 'Apapun aku lakukan asal kau bahagia, ini semua atas nama cinta dan rasa'. Layaknya seseorang yang garis hidupnya telah terpusat pada satu titik, satu sosok. Seperti makhluk Tuhan yang lihai menulikan telinga tentang cercaan dan mengenyampingkan sebuah balasan. Aku pernah merasakan keduanya; menjadi yang berkorban untuk membahagiakan dan menjadi yang di bahagiakan oleh yang berkorban.
Kata banyak orang logika dan rasa melulu tak sejalan. Bagiku tak selalu. Ada minoritas pihak yang beranggapan bahwa logika berlaku sebagai penyeimbang. Menurutku ada benarnya. Saat terkadang terjadi sinkronisasi antara logika dan rasa. Seperti berpikir kapan? haruskah? bagaimana? jika individu ini akan memulai perjuangannya demi membahagiakan yang tersayang.
Ah entahlah, aku sendiri belum menguasai teori untuk menyinkronkan logika dengan rasa. Aku masih kepayahan memahami hal-hal serupa ini. Ada tanda tanya besar yang menggantung-bergelayut diujung pemahamanku, inikah yang dinamakan tulus? mengapa terlihat bodoh?
Atau anggap saja ada seorang Pujangga yang membunuh waktunya untuk menunggu Sang Wanita. Menunggu Sang Wanita lepas dari Lelakinya, sedang Wanita dan Lelaki ini dalam keadaan masih harmonis. Katanya ia melakukan semua itu atas dasar tulus. Aku melihatnya sebagai pembodohan. Aku menarik kesimpulan bahwa Pujangga ini tak tahu tentang sinkronisasi antara logika dan rasa. Logikanya seperti tak berfungsi atau lebih tepatnya lepas kendali. Seperti seluruh anggota tubuh di Rajai oleh hati. Bagaimana bisa Pujangga ini melakukan hal yang 'sebenarnya' melelahkan pula menyakitkan tetapi tetap bersikeras melanjutkan? Logikanya tak terpakai bukan?
Aku pernah membaca sebuah Study Psychology yang menyatakan bahwa; jatuh cinta adalah gangguan jiwa yang cukup serius. Mungkin ini maksudnya. Entahlah, setiap orang punya keyakinan yang kuat atas pemahamannya sendiri.
Senin, 04 Maret 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar